Pengertian Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk merubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.

Pada umumnya sikap-sikap individu/ kelompok yang hendak dipengaruhi ini terdiri dari tiga komponen:

  1. Kognitif – perilaku dimana individu mencapai tingkat “tahu” pada objek yang diperkenalkan.
  2. Afektif – perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek.
  3. Konatif – perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu melakukan sesuatu (perbuatan) terhadap objek.

Kepercayaan/ pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat mempengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku dan tindakan mereka terhadap sesuatu. Merubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat merubah perilaku mereka. Walaupun ada kaitan antara kognitif, afektif, dan konatif – keterkaitan ini tidak selalu berlaku lurus atau langsung.

Contoh:

Budi tahu/ percaya (kognitif) bahwa mobil Mercy itu mobil yang bagus. Budi juga senang (afektif) melihat bentuk mobil tersebut saat melenggang di jalan. Tetapi Budi tidak akan membeli mobil mercy (konatif), karena ia tidak punya uang.

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi persuasif agar berhasil

Banyak faktor menentukan keberhasilan/ ketidak berhasilan suatu pesan yang bertujuan persuasif. Empat faktor utama adalah

  1. Sumber pesan/ komunikator yang mempunyai kredibilitas yang tinggi; contohnya seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya.
  2. Pesan itu sendiri (apakah masuk akal/ tidak)
  3. Pengaruh lingkungan
  4. Pengertian dan kesinambungan suatu pesan (apakah pesan tersebut diulang-ulang)

Namun faktor-faktor ini tidak berjalan secara bertahap, pada banyak kasus faktor-faktor ini saling tumpang tindih.

Komunikasi persuasif tidak sama dengan propaganda Menurut Prof. Richard L. Johannesen, Profesor Komunikasi dari Northen Illinois University ntuk membatasi agar komunikasi persuasif tidak menjadi propaganda maka ada seperangkat etika yang harus dipatuhi.

Komunikasi persuasif adalah upaya seseorang dalam mengkomunikasikan pesan kepada orang lain yang sikapnya ingin diubah atau dibentuk. Komunikasi persuasif biasanya banyak digunakan pada pekerjaan yang berhubungan dengan mempengaruhi orang lain seperti sales bahkan psikolog sendiri. Tidak mudah mengubah sikap orang lain, oleh karena itu setidaknya ada tiga hal yang perlu dipahami dalam komunikasi persuasif:

Yang pertama adalah komunikator. Komunikator adalah seseorang yang berinisiatif melakukan komunikasi dengan orang lain . Komunikator yang baik biasanya memiliki tiga ciri-ciri yaitu menarik, dapat dipercaya dan memiliki keahlian berkomunikasi yang baik. Oleh karena itu tidak jarang jika jabatan SPG maupun Sales mensyaratkan penampilan serta kecakapan berkomunikasi. gak mungkin kamu jadi SPG wan”

Yang kedua adalah komunikasi, komunikasi merupakan bagaimana cara penyampaian pesan yang efektif sehingga mampu untuk mengubah sikap seseorang. Komunikasi akan sangat efektif jika disertai dengan emosi, alasan yang logis serta kejelasan dalam penyampaian pesan. “inget ya emosi tuh gak cuma marah, tapi juga simpati, tenang dan lain-lain”

Yang terakhir adalah kemampuan penerima pesan. Penyampaian pesan harus mempertimbangkan kepribadian, tingkat pendidikan, dan pengalaman dengan objek sikap penerima pesan. Jadi menyampaikan pesan kepada seorang direktur tentu saja berbeda dengan kuli bangunan. “Hehehehe kalau yang ini sih penting banget, jangan sampai kita ngomong panjang lebar dengan diksi yang mengesankan dan sangat emosional ternyata oh ternyata orang itu adalah…..”

BG CLOTHING

2 pemikiran pada “Pengertian Komunikasi Persuasif

  1. Ping balik: Bentuk Bentuk Komunikasi | theresia

  2. Ping balik: Bentuk Bentuk Komunikasi | theresia

Tinggalkan komentar